Title: Because of you.. 'White Rose'
By : IpoNovi23
PG-15 | Sad & Romance | Chapter | Park Chanyeol & Park Minjung (OC)
#Chapter 2
Selamat membaca^^
Suara tepuk tangan terdengar begitu bergemuruh di sebuah tempat yang cukup luas. Di tempat tersebut sedang diselenggarakan sebuah konser dari girl band yang sedang bersinar. Para fans mereka bersorak gembira ketika empat gadis cantik tersebut selesai melantunkan sebuah lagu andalan dari album terbaru. Lagu tersebut ciptaan leader mereka yaitu Park MinJung. Park MinJung adalah gadis cantik berusia 19 tahun. Ia memulai karirnya sebagai penyanyi solo yang memiliki suara emas bahkan berlian pada usia 15 tahun yang bernaung di salah satu agensi besar Korea Selatan, PM Entertaiment. Akan tetapi, pada masa kejayaannya setelah satu tahun debut, ia dinyatakan mundur dari dunia hiburan dan keluar dari PMEnt. Entah apa sebabnya. Kejadian yang tidak terduga dan sangat mengejutkan itu membuat dunia hiburan K-Pop sempat mengalami keterpurukan. Park MinJung adalah salah seorang yang sangat berpengaruh di dunia hiburan Korea Selatan.
Tidak ada konfirmasi dari pihak agensi yang menaungi MinJung. Ia juga tidak mengklarifikasi masalah tersebut dan tidak memberitahu kepada publik alasan ia keluar dari dunia hiburan. MinJung menghilang begitu saja meninggalkan segudang pertanyaan dari masyarakat yang mencintainya. Begitu banyak orang yang menyayangkan keputusannya tersebut.
Oleh karena itu, ia dijuluki sebagai artis yang penuh misteri dan sangat berbakat. Ia aktif di berbagai kegiatan bakti sosial. Ia juga terkenal dengan kesederhanaannya dan tidak pernah pandang bulu serta sangat bersahaja. Karena itu, ia dicintai oleh seluruh lapisan masyarakat hampir di seluruh dunia tanpa melihat batasan usia.
Setelah dua tahun menghilang tanpa kabar, ia muncul dan memulai kembali karirnya di dunia hiburan. Semua orang menantikan karya-karyanya yang menakjubkan dan merindukan suara berliannya.
MinJung kembali debut dengan bergabung di sebuah girl band pada usia 17 tahun. Yang membuat publik terkejut adalah keputusannya memilih untuk bergabung dengan NG Entertaiment, sebuah agensi kecil yang sedang terpuruk dan diambang kebangkrutan. Bahkan, artis-artisnya saja tidak terlalu terkenal oleh publik. Sungguh mengherankan. MinJung adalah seorang artis dengan segudang prestasi yang telah ia raih. Tidak sedikit penghargaan yang ia terima hanya dengan waktu satu tahun debutnya. Sungguh luar biasa. Sangat disayangkan ia bergabung dengan agensi kecil seperti itu. Ia sangat layak jika bergabung dengan agensi yang paling besar sekalipun. Publik pun bertanya-tanya. Akan tetapi, lagi-lagi MinJung hanya diam dan tidak memberitahu alasannya.
Sekarang, ia telah kembali bersinar walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama. Dua tahun. Tidak mudah memang, tapi ia berhasil. Agensi kecil yang hampir bangkrut itu, sekarang disejajarkan dengan agensi-agensi besar dan sukses seperti SM, YG, dan JYP Entertaiment.
Konser tersebut diakhiri dengan penampilan solo MinJung yang menyanyikan sebuah lagu dari seniornya Davichi yang berjudul Secret yang diiringi oleh suaro piano yang ia mainkan sendiri. Luar biasa. Ia sukses membawakan lagu ballad tersebut.
"Mianhae~~" lirik terakhir dari lagu tersebut. Semua penonton berdiri dan bertepuk tangan untuknya.
"Terima kasih!! Terima kasih!!" ujar MinJung terharu sambil meneteskan air mata dan berulang kali membungkukan badan. Semua member menghampiri MinJung dan memeluknya. Semua terharu. Konser berjalan dengan sukses.
Semua member sedang berkemas untuk kembali ke dorm mereka.
"Kemana HaeJin eonni?" tanya MinJung yang menyadari asisten pribadi yang telah ia anggap kakaknya itu tidak ada disampingnya seperti biasa.
"Aku lupa untuk memberitahumu. HaeJin meminta ijin untuk beberapa hari karena ibunya sedang sakit. Tadi ia menelponku." ucap Soo Min sebagai menejer mereka.
"Ibunya sakit? Parah tidak? Kenapa ia tidak memberitahuku?" MinJung panik.
"Tenanglah. Ibunya terserang usus buntu. Jadi, harus dioperasi. Ia tadi sangat terburu-buru." menejer mereka mencoba menenangkan MinJung. Tapi, sepertinya gagal.
"APA?? USUS BUNTU KAU BILANG?? Bagaimana usus bisa buntu? Lalu, bagaimana beliau bisa mencerna makanannya?" MinJung semakin khawatir.
Ia mencoba menghubungi HaeJin berulang kali.
"Yeoboseyo?" terdengan suara HaeJin melalai ponsel MinJung.
"Ibumu sakit? Bagaimana keadaannya? Tidak parah bukan? Operasinya sudah dilakukan? Berhasilkan? Ibumu sudah makan? Makan yang teratur." ucap MinJung tanpa jeda.
"Tentu saja." jawab HaeJin singkat.
"Kau harus sabar. Jangan menangis. Kau juga harus menjaga kesehatanmu. Makanlah yang teratur. Berdo'alah untuk kesembuhan ibumu. Semoga beliau cepat sehat." tutur MinJung.
"Baiklah. Terima kasih." HaeJin hanya bisa tersenyum mendengar ocehan manis MinJung.
Park MinJung terlihat mengenakan baju kasual dengan rambut hitam yang ia biarkan tergerai. Ia sedang berjalan dengan terburu-buru. Tetapi, mendadak ia menghentikan langkahnya dan melepaskan masker yang ia gunakan.
"Eonni, kau mau kemana? Kenapa terburu-buru sekali?" sapa YongIn sebagai maknae. Ia terlihat begitu anggun namun tetap sopan.
"Eoh, kau YongIn-ah. Eonni dipanggil oleh paman CEO. Kau sedang apa disini?" MinJung tersenyum.
"Aku hanya mampir sebentar. Lalu, aku akan kencan buta dengan seseorang." ujar YongIn tersipu sambil berbisik di telinga MinJung.
"Kencan buta? Dengan siapa?" MinJung mencoba menggoda adik kesayangannya itu.Padahal, ia sudah tahu persis dengan siapa YongIn akan berkencan.
"Memangnya siapa lagi pria yang aku sukai selain Hyunseong sunbae? Dia adalah duniaku." kedua pipi YongIn muncul semburat merah. Ia menghayal sambil menerawang ke atas. Tanpa ia ketahui, MinJung sudah melangkah pergi meninggalkannya.
Drrtt..drtt..
Ponsel YongIn bergetar.
"Kemana MinJung eonni?" gumannya.
YongIn merogoh tas kecil yang sedang ia pakai. Ia menggeser layar ponselnya.
"Sudah,cepat pergi sana! Nanti kekasihmu lama menunggu. Jangan banyak mengoceh. Hehe^^ semoga sukses kencan buta mu itu." ujar YongIn ketika membaca pesan yang baru saja ia terima. YongIn tersenyum dan bergumam, "Terima kasih, eonni."
Tok tok tok.
MinJung sampai di depan pintu ruangan CEO agensinya dan mengetuknya.
"Permisi paman. Ini saya, MinJung. Boleh saya masuk?"
Paman CEO pun mempersilahkan MinJung masuk dan duduk di kursi tamu.
"Ada apa paman?" tanya MinJung.
"Kemarin, saya dengar Haejin meminta ijin untuk beberapa hari. Apa kau sudah menemukan penggantinya?"
"Saya tidak berencana untuk mencari pengganti."
"Kenapa tidak? Saya akan mencarikannya untuk mu. Apakah kau..sudah mempunyai kekasih?" tanya paman CEO.
Ya, paman CEO sudah menganggap MinJung sebagai anaknya. Begitu pula sebaliknya, MinJung menganggap paman CEO sebagai ayahnya di dunia hiburan. Kebetulan, marga mereka juga sama.
"Tidak usah paman. Saya belum mempunyai kekasih. Memangnya kenapa, paman?"
"Bagus kalo begitu. Maksud paman..Paman akan mencarikanya untukmu." paman CEO tersenyum.
"Ya sudah. Terserah paman saja."
MinJung pamit untuk pulang dan melangkah pergi. Ia merasa lelah hari ini.
"Ya, paman akan mencarikan pengganti Haejin sekaligus kekasih untukmu." gumam paman CEO. Sepertinya, ia sedang merencanakan sesuatu.
Terlihat empat orang gadis sedang berlatih dance di sebuah ruangan yang terdapat kaca besar. Mereka berlatih sangat giat, keringat membasahi hampir seluruh badan mereka.
"Istirahat 10 menit." Park MinJung mengintrupsi sebagai leader dari grup mereka.
Mereka duduk bersandar dan meminum air mineral yang sudah disiapkan. Napas mereka tersenggal-senggal karena kelelahan.
"Eonni, aku lapar." lirih YongIn sambil memegang perut datarnya yang sedang keroncongan.
"Aku juga." ujar RaeJin dan HyunHee kompak.
Matahari bersinar semakin redup. Hari pun mulai gelap. Pantas saja mereka lapar, sejak dari pagi mereka terus saja berlatih vokal dan dance. Mereka sampai lupa waktu apalagi makan.
"Eoh? Mianhae. Aku lupa. Kalian ingin makan apa?" tanya MinJung lirih. Ia mengabaikan waktu makan dan terus berlatih. Seharusnya sebagai leader, ia tidak boleh bersikap seperti itu.
"Mie kari. Kimci. Ramen. Ayam bawang." mereka menyebutkan berbagai makanan yang ada dipikirannya, sambil mengelus-elus perutnya yang terasa sangat lapar.
"Baiklah. Baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan membelikanya." MinJung menggeleng melihat tingkah mereka. Ia mengambil jaket tebalnya dan dompet doraemonya. Cuaca di luar sangat dingin. Sepertinya salju akan turun tak lama lagi.
MinJung melangkah pergi.
Tak lama kemudian, pintu ruangan tersebut terbuka.
Ketiga gadis yang sedang kelaparan dan menunggu kedatangan MinJung, sontak menengok ke arah pintu sambil tersenyum sumringah.
Munculah sesosok laki-laki tampan dan tinggi di balik pintu tersebut.
Mereka mengerutkan kening dan saling menatap.Bingung.
"Permisi, apa Park MinJung ada disini?" tanya laki-laki tampan berambut agak kecoklatan tersebut sambil melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Anda siapa?" tanya HyunHee lantas berdiri. YongIn dan RaeJin pun ikut berdiri.
"Saya, Park Chanyeol." ternyata laki-laki tampan dan tinggi itu bernama Park Chanyeol. Ia mengenakan baju lengan panjang berwarna putih dengan dibalut jaket tebal berwarna hitam.
"Kenapa mencari MinJung eonni? Ada apa? Untuk apa?" tanya YongIn. Ia sangat penasaran.
"Saya adalah asisten sementara untuk menggantikan Haejin."
"MWO??" seru mereka bersamaan. Mereka terkejut mendengar itu. Bagaimana tidak? Apa mungkin seorang Park Chanyeol yang tampan, tinggi, dan sekeren itu menjadi asisten artis? Sulit dipercaya.
"B-benarkah? K-kau..kau asisten baru MinJung?" tanya RaeJin tak percaya.
"Ya. Dimana Park MinJung? Apakah diantara kalian adalah Park MinJung?" tanya Chanyeol polos, dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku jaketnya.
Lagi-lagi mereka terkejut. Bagaimana mungkin ada orang yang tidak mengenal seorang Park MinJung? Sebenarnya ia berasal dari planet mana?
"Kau tidak tahu Park MinJung?" HyunHee benar-benar merasa heran.
"Aku belum pernah bertemu dengannya." YongIn dan yang lain hanya bisa melongo dan menatap Chanyeol tanpa berkedip. Ini benar-benar kejadian langka.
"Kasihan MinJung eonni. Ia ternyata tidak populer dikalangan pria." gumam YongIn sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lalu, dimana Park MinJung?"
"Ia sedang keluar. Tunggulah sebentar." HyunHee mempersilahkan Chanyeol untuk duduk.
MinJung pun muncul di balik pintu. Kedua tangannya membawa sebuah plastik besar yang berisi berbagai makanan.
"Aku datang. Tada~" ujar MinJung sambil memperlihatkan belanjaan yang ia beli.
Semua orang menatap MinJung.
"Kenapa?" tanya MinJung bingung melihat ekspresi aneh dari rekan-rekannya.
RaeJin mengangkat dagunya dan mengarahkannya ke sebelah kanan.
MinJung menengok ke arah yang dimaksud RaeJin.
"AIGOO.!!!!" MinJung terkejut melihat seorang laki-laki tengah duduk disana. Ia sampai terjatuh ke lantai karenanya.
"Siapa kau?!" MinJung menunjuk-nunjuk ke arah Chanyeol. Orang yang ditunjuk justru hanya diam menatap datar ke arah MinJung.
"Kapan Park MinJung datang?" tanya Chanyeol karena sudah cukup lama ia menunggu.
"Ck!! Dia Park MinJung." RaeJin berdecak kesal sambil melipat tangannya.
"Oh. Kau?" Chanyeol memasang wajah dingin. Menyebalkan.
MinJung mengerjap-ngerjapkan matanya. Sementara yang lain merasa kesal pada Chanyeol karena ketidaktahuannya yang keterlaluan.
"Kau..Park MinJung?" tanya Chanyeol sambil mendekat kearah MinJung.
"Eoh? Ya." Entah kenapa MinJung merasa sangat gugup. Ia tidak tahu harus melakukan apa.
"Perkenalkan, saya Park Chanyeol. Asisten baru anda. Pengganti HaeJin." Chanyeol mengulurkan tangannya kearah MinJung untuk berjabat tangan.
Apa yang MinJung lakukan? Ia hanya diam.
"Eonni pasti sangat terkejut." ujar YongIn.
Chanyeol bingung karena Minjung tak kunjung menjabat tangannya.
MinJung berusaha menyadarkan diri.
"A-apa? Asisten?"
"Ya."
~
"APA?!"
MinJung terkejut mendengar penjelasan paman CEO.
"Ya. Park Chanyeol adalah asisten baru mu. Tentunya ia harus tinggal bersama mu untuk sementara waktu, karena jadwal mu yang sangat padat." ulang paman CEO dengan mudahnya.
"Kenapa harus dia? Kami tidak mungkin tinggal bersama walau sementara waktu, paman. Dia seorang laki-laki." protes MinJung. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran paman jadi-jadiannya itu.
"Sudahlah. Dia pria yang baik."
Paman CEO tetap teguh pada pendiriannya.
MinJung melangkah gontai sambil memikirkan masalah konyol ini.
"Yang benar saja!! Bagaimana mungkin kami tinggal bersama?!" gerutu MinJung. Ia menghentak-hentakan kakinya ke lantai sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah tertata rapih.
"Apa yang kau lakukan?"
MinJung oleng dan hampir terjatuh karena terkejut. Beruntung seseorang menolongnya dengan menarik tangannya sehingga tidak terjatuh.
"Kau baik-baik saja?" tanya seseorang.
"Eoh?? Ya. A-aku baik-baik saja. Terima kasih." ujar MinJung.
Chanyeol melepaskan genggamannya. Ya, Chanyeol-lah yang menolong MinJung.
MinJung merapihkan kembali rambutnya yang sudah ia acak-acak tadi. Ia menyelipkan poninya yang panjang ke belakang telinganya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Chanyeol.
"Tidak ada." MinJung menggeleng.
"Lalu, kenapa kau berada disini?" MinJung balik bertanya.
"Aku mencarimu."
Bluss.
Pipi MinJung memerah. Ia gugup.
"Mencariku? Ada apa?" MinJung mencoba bersikap tenang.
"Aku kan asisten mu." jawab Chanyeol.
"Ahh!! Kau benar." MinJung benar-benar terlihat bodoh.
MinJung berjalan dengan Chanyeol yang berada di samping kirinya.
Ia terlihat bingung, ketika bersama Chanyeol, MinJung seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa. Sangat canggung.
"Chanyeol-ssi, apa kau setuju jika kita..jika..kita__"
"Jika kita apa?" potong Chanyeol.
"Jika..jika k-kita tinggal..ber-bersama?" ujar MinJung tergagap sambil menggaruk tengkuknya.
Chanyeol menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah MinJung.
MinJung yang terus menunduk karena gugup, tidak tahu Chanyeol berhenti. Ia terus saja melangkah meninggalkan Chanyeol yang terdiam.
Chanyeol meraih lengan MinJung.
MinJung berhenti dan berbalik.
"Eoh?"
Chanyeol melepaskan tangannya dari lengan MinJung dan menatapnya.
"Tinggal bersama? Apa maksudmu?" tanya Chanyeol.
MinJung mengerutkan keningnya. Bingung.
Jadi, Chanyeol belum mengetahuinya?
MinJung menelan salivanya susah. Bagaimana ia menjelaskannya?
"Kau belum tahu? Paman CEO yang mengatakannya." tutur MinJung.
"Paman?" Chanyeol terkejut.
MinJung mengangguk.
"Aku harus pergi. Aku akan menghubungimu." ujar Chanyeol lalu melangkah pergi.
"Menghubungiku? Apa dia mengetahui nomor ponselku?" gumam MinJung. Ia tersenyum dan tersipu malu.
MinJung melangkah dengan begitu riang gembira sambil melompat-lompat kecil di udara.
~White Rose~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar