Title: Because of you.. 'White Rose'
By : IpoNovi23
PG-15 | Sad & Romance | Chaptered | Park Chanyeol & Park Minjung (OC)
#Chapter 6
Selamat membaca^^
Tak terasa, sudah hampir satu bulan Chanyeol menjadi asisten MinJung. Haejin lebih memilih untuk mengundurkan diri karena ia sudah mempunyai keluarga sendiri yang harus ia urus.
Chanyeol menghampiri MinJung yang sedang duduk termenung.
"Ini. Minumlah." Chanyeol memberi MinJung sebotol air mineral.
"Terima kasih." MinJung tampak pucat. Lirik lagu yang seharusnya ia nyanyikan, sebagian besar dialihkan ke YongIn. Ia juga melakukan dancenya kurang baik dan sering kali tertinggal bahkan salah. Ia tidak terlihat seperti Park MinJung biasanya. Ada apa dengannya?
"Apa kau sakit?" Chanyeol duduk disamping MinJung. YongIn yang berniat menghampiri MinJung pun mengurungkan niatnya.
"Tidak. Aku hanya merasa sedikit lelah." MinJung meminum air mineral yang diberikan Chanyeol.
"Jangan menatapku seperti itu. Jangan mengkhawatirkanku juga. Aku baik-baik saja." MinJung tersenyum. Chanyeol berdecak lalu tersenyum.
"Aku harus berganti pakaian. Kau tunggu disini." MinJung melangkah menuju ruang ganti. Disana terlihat banyak artis yang juga ikut memeriahkan acara musik siang ini, seperti A-pink, sistar, bahkan snsd pun ada.
Tetapi, sepertinya mereka sedang bergunjing tentang MinJung. Ketika MinJung memasuki ruangan tersebut, semua orang menatapnya. Sepertinya mereka tidak menyukai MinJung, dilihat dari tatapan tajamnya. MinJung yang merasa ditatap seperti itu menjadi risih dan bingung.
YongIn yang melihat MinJung didepan pintu ruangan tersebut lantas berlari menghampirinya. Ia sangat menyayangi eonninya itu. Ia juga mengkhawatirkan MinJung, karena tiba-tiba saja MinJung memberi sebagian besar bagiannya dalam lagu kepada dirinya. Ia takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada eonninya
.
"Eonni, kenapa tidak masuk? Yang lain juga ada di dalam." YongIn menggandeng tangan MinJung untuk masuk ke dalam ruangan itu.
"Kenapa? Ada apa dengan tatapan kalian? Aish!! Sangat mengganggu." gerutu YongIn melihat tatapan-tatapan yang tidak menyenangkan dari mereka. "Eonni, makanlah." YongIn memberi beberapa snack yang ia beli dari toko disebrang jalan.
"Tidak, terima kasih." MinJung menolaknya dan langsung berganti pakaian.
Chanyeol yang merasa ada sesuatu yang aneh, mencoba untuk mencari tahu di internet. Ia mengetik 'Park MinJung'.
MinJung menjadi nomor satu di mesin pencarian tersebut. Hal tersebut sudah biasa. Tetapi, Chanyeol terlihat begitu terkejut. Disana tertulis berbagai berita miring mengenai MinJung.
"Suara palsu dari seorang penyanyi terkenal. Park MinJung melakukan operasi demi kesuksesannya. Suara berlian palsu dari penyanyi muda bernama Park MinJung. Park MinJung membohongi publik dengan suara palsunya." Chanyeol melihat berita-berita tersebut.
Berita terbaru dan menjadi nomor satu yang paling dicari adalah mengenai operasi yang telah dilakukan MinJung. Bukan operasi wajah untuk kecantikan yang biasa dilakukan oleh hampir seluruh artis Korea Selatan. Melainkan, operasi pita suara yang telah MinJung lakukan
.
Publik merasa dibohongi oleh suara emas bahkan berlian yang dimiliki oleh MinJung. Masyarakat kecewa karena suara berlian itu bukan sungguhan. Melainkan hanya buatan pisau bedah seorang dokter.
Berbagai komentar buruk dilontarkan oleh masyarakat. Tidak sedikit pula yang menghujat MinJung dengan komentar pedasnya. Hanya segelintir orang saja yang membela MinJung dengan memberi semangat di komentarnya. Itu juga berakibat buruk bagi penyemangat MinJung, mereka ikut dihujat karena telah membela seorang penipu seperti MinJung.
MinJung bukan hanya menjadi nomor satu di mesin pencarian, namun di berbagai media sosial juga ia sedang menjadi topik panas dengan berbagai hujatan.
Chanyeol lantas beranjak lalu berlari menuju ruang ganti untuk menghampiri MinJung. Ia tidak ingin MinJung mengetahui berita itu, walaupun kedengarannya tidak mungkin. MinJung pasti dengat cepat mengetahuinya.
MinJung langsung keluar dari ruangan setelah selesai berganti pakaian. YongIn yang melihatnya berusaha memanggil MinJung.
"Eonni!! Eonni!!"
Tetapi MinJung tidak menghiraukan teriakan YongIn. Ia terus melangkah pergi.
"YongIn-ssi, apa Park MinJung ada di dalam?"
"Eonni baru saja pergi. MinJung eonni__" belum selesai YongIn berbicara, Chanyeol sudah berlari mengejar MinJung. Ia juga mencoba menghubungi MinJung.
Chanyeol terus berlari dan tak henti-hentinya mencoba untuk menghubungi MinJung. Namun tidak ada hasil. Chanyeol teringat sesuatu dan berlari menuju suatu tempat.
Flashback
"Ini adalah tempat favoritku. Kau adalah orang yang beruntung."
"Beruntung? Aku? Kenapa?"
"Kau adalah orang pertama yang aku ajak ke tempat ini. Bahkan, HaeJin eonni belum pernah ku ajak kesini. Maka dari itu, kau harus bersyukur." MinJung tersenyum kearah Chanyeol yang berada disampingnya. Mereka sedang berada di suatu tempat yang lapang. Tidak ada satu bangunan pun. Yang ada hanya tanah lapang dengan rumput hijau. Angin berhembus sedikit lebih kencang. Mereka sedang berada di bawah pohon besar dan rindang. Sejuk dan indah, dua kata itu sepertinya cocok mendeskripsikan untuk tempat itu.
"Kenapa kita kesini?"
"Ketika aku sedang merasa bosan, sedih dan marah, aku selalu kesini. Ke tempat ini."
"Apa sekarang kau sedang bosan, sedih dan marah?"
"Ya. Aku sedang marah padamu." MinJung menoleh kearah Chanyeol. Mereka saling menatap satu sama lain.
"Aku? Lalu kenapa kau mengajakku kesini?"
"Sebenarnya..ada seseorang dari masa lalu ku. Aku rasa kau mirip dengannya. Tetapi, sikapmu itu sangat berbeda dengannya. Karena itu, aku marah padamu. Kenapa kau tampak seperti dia?!" MinJung menaikkan nada bicaranya dan tampak seperti orang yang sedang marah.
"Dia? Siapa?"
"Chanyeol. Dia Chanyeol. Ouh!!! Bahkan nama kalian sama." gerutu MinJung.
"Ck! Kita tidak sama. Perbedaan yang mendasar adalah wajah. Wajahku pasti lebih tampan darinya."
"Ck! Yang benar saja kau!!"
"Yak!! Aku lebih tua darimu!! Dasar gadis tidak sopan?!!"
"Aish!!! Menyebalkan."
Chanyeol memukul kepala MinJung karena ketidaksopanannya. MinJung juga tidak terima begitu saja. Ia membalas memukul kepala Chanyeol. Namun, tiba-tiba saja Chanyeol berdiri dan MinJung gagal untuk memukul kepalanya. MinJung ikut berdiri dan berusaha meraih kepala Chanyeol. Namun, usahanya sia-sia. Tubuhnya kalah tinggi dengan Chanyeol. Sebagai gantinya, Ia pun menginjak kaki Chanyeol dengan sekuat tenaganya.
"Yak!! Kau!! Benar-benar...!!!??!" Chanyeol kesakitan dan terus mengucapkan sumpah serapahnya untuk mengutuk MinJung atas perbuatannya.
Flashback end
Chanyeol menghentikan langkahnya, napasnya tersenggal-senggal karena lelah terus berlari.
Namun, rasa lelahnya itu terbayarkan ketika melihat seseorang yang sedang ia cari tengah duduk di bawah pohon besar itu. MinJung ada disana. Chanyeol tersenyum. Sambil mengatur napasnya, ia melangkah menghampiri MinJung.
Tiba-tiba saja Chanyeol menghentikan langkahnya. MinJung terlihat sedang menangis. Bahkan, suara isakan tangisnya bisa didengar oleh Chanyeol yang berada agak jauh dari pohon besar itu. MinJung menutup wajahnya dengan kedua lututnya.
Chanyeol mengingat perkataan MinJung bahwa hal yang paling MinJung benci adalah ketika ia menangis. Karena jika ia menangis, berarti telah terjadi sesuatu yang buruk dan membuat hatinya terluka.
"Ayahku bahkan memukuliku jika ia melihatku menangis. Ayah bilang menangis itu hal yang buruk. Seharusnya kau bertindak, jangan menangis. Maka dari itu, aku membenci diriku ketika sedang menangis. Aku tidak ingin seorang pun melihatku sedang menangis."
"Kau! Kau tidak boleh melihatku sedang menangis. Jika kau melihatnya, tinggalkan saja aku. Jangan menghampiriku atau aku akan membencimu?! Mengerti?! Park Chanyeol-ssi" ujar MinJung. Chanyeol mengingat perkataan itu.
Chanyeol melangkahkan kakinya, namun ia mengurungkan niat itu. Entah kenapa, melihat MinJung menangis seperti itu membuat hatinya terasa sesak. Bahkan, sangat sakit.
Chanyeol tidak menghampiri MinJung bukan karena takut MinJung membencinya, melainkan ia takut jika MinJung membenci dirinya sendiri.
Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Namun, MinJung masih bertahan disana tanpa beranjak sedikit pun. MinJung tidak makan dan hanya menangis di bawah pohon itu.
Chanyeol pun masih berada dibelakang MinJung. Mengawasinya tanpa beniat untuk menghibur atau sekedar menghampirinya.
MinJung berhenti menangis setelah kurang lebih lima jam ia menangis di bawah pohon besar itu. Ia mengecek ponselnya, begitu banyak pesan dan panggilan yang masuk. MinJung memilih untuk menelpon kakaknya, Park JiYoung.
"MinJung-ah, kau baik-baik saja?"
"Tentu saja. Oppa tak usah khawatir."
"Kau dimana? Oppa akan kesana."
"Tidak perlu. Aku sedang berada di dorm bersama yang lain."
"Benarkah? Kau tidak sedang berbohong bukan?"
"Tidak. Tentu saja tidak. Oppa, aku sedang bersenang-senang. Sampai nanti."
MinJung menutup panggilan dan kembali terisak. Ia menutup mulutnya untuk tidak kembali terisak.
"Oppa,aku berbohong padamu. Maafkan aku."
Setelah cukup malam, sekitar pukul 08.00pm KST. MinJung beranjak dan melangkah pergi dari tempat itu.
"Eoh?! Park Chanyeol-ssi??" MinJung terkejut karena Chanyeol berada disana. Chanyeol terlihat pucat karena kelelahan dan kedinginan.
"MinJung-ssi? Kau baik-baik saja?"
"Ya. Aku baik-baik saja. Kenapa kau berada disini? Sejak kapan?"
"Syukurlah." Chanyeol beranjak dan berusaha untuk berdiri. Namun karena lemas, ia terjatuh dan MinJung meraih tangan Chanyeol agar tidak terjatuh ke tanah.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya. Aku..aku baik-baik saja." Chanyeol melepaskan tangan MinJung dan melangkah dengan sempoyongan.
"Apanya yang baik-baik saja?!" MinJung kembali meraih tangan Chanyeol yang terasa sangat dingin.
~
"Chanyeol-ssi, hari ini kau tidur di kamarku saja. Aku akan ke dorm."
"Tidak. Aku di sofa saja. Kau jangan ke dorm." Chanyeol berpikir pasti banyak reporter di luar sana.
"Tak apa. Aku akan__"
"Sudah ku bilang kau jangan ke dorm. Disini saja. Tetaplah disini. Mengerti?!" Chanyeol melangkah menuju dapur.
"Kau lapar? Kau ingin makan apa? Aku akan membelikanmu sesuatu."
"Sudah ku katakan, kau jangan kemana-mana."
"Ahh.. Baiklah." Minjung mengangguk.
Chanyeol membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan makanan disana yang ia butuhkan. MinJung menghampiri Chanyeol.
"Kau akan masak apa? Kau terlihat pucat. Sebaiknya aku saja yang memasak."
"Dan kau akan membuat kimchi yang aneh itu lagi?? Kimchi itu benar-benar buruk dan tidak baik untuk perut."
MinJung terlihat kesal. Kata-kata Chanyeol benar-benar kasar dan tidak berperasaan.
"Ck! Lalu, kenapa kau tetap memakannya? Seharusnya kau buang saja."
Pletak!!
Chanyeol memukul jidat MinJung dengan sendok.
"Aku menghargai usaha mu. Bodoh." Chanyeol kembali memotong sayuran.
MinJung tersenyum.
"Sebenarnya..waktu itu, mood ku saja yang sedang buruk."
Chanyeol tersenyum mendengarnya.
"Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Cucilah wortel dan kentang itu."
"Ya!! AKU MENGERTI!!" teriak MinJung sambil mengambil wortel dan kentang itu.
Chanyeol terkejut karena MinJung berteriak dan begitu bersemangat. Tangannya sampai terluka, karena tergores oleh pisau.
"Chanyeol-ssi, kau terluka?"
"Tidak. Hanya sedikit tergores." Chanyeol membersihkan darahnya yang terus mengalir.
"Kau harus berhati-hati." MinJung memakaikan plester pada luka di tangan Chanyeol.
"Chanyeol-ssi, kenapa kau ada disana? Sejak kapan kau di belakangku? Kenapa kau tidak menghampiriku?"
"Sejak matahari bersinar dengan terang. Kau bilang.. Kau tidak suka jika orang lain melihat mu menangis."
"Jadi.. Sejak siang hari? Selama itu__"
"Diamlah!! Potong worter itu!!" MinJung kesal karena Chanyeol memotong ucapannya. Chanyeol benar-benar tidak bisa diajak bicara.
~
"Jika kau sudah, biarkan saja piringnya."
"Tentu saja. Kau harus mencucinya dengan bersih." pungkas Minjung.
"Ck!" Chanyeol berdecak.
"Chanyeol-ssi, lain kali kita tidak perlu ke restoran. Kau__"
"Aku? Kenapa aku? Aku tidak akan membuatkan makanan apapun lagi untukmu." potong Chanyeol sambil mengangkat sumpitnya kearah Minjung.
"Yak!! Chanyeol-ssi!!"
"Kau cuci piringmu sendiri!!" Chanyeol beranjak. Nafsu makannya hilang dalam sekejap.
MinJung melangkah menghampiri Chanyeol dengan membawa piring kotor bekasnya.
"Kau membuang makananmu? Kenapa? Seharusnya kau berikan saja padaku." MinJung melihat makanan sisa Chanyeol di tong sampah. Chanyeol hanya memakanya sedikit. Sedangkan MinJung menghabiskannya bahkan tanpa sisa sedikit pun.
"Aku tidak ingin makan."
"Kenapa? Kau sakit?" MinJung menyentuh dahi Chanyeol dengan telapak tangan kanannya, telapak tangan kirinya ia letakkan di dahinya.
"Kau demam?!"
"Tidak." Chanyeol menepis tangan MinJung di dahinya.
~
Gelap. Didalam ruangan yang gelap gulita,seorang gadis terus saja menatap langit-langit kamarnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Minjung, gadis itu terus membuka mata padahal sudah hampir tengah malam. Ia terus saja berpegangan pada selimutnya,tanpa berniat untuk menutup kelopak matanya.
"Chanyeol-ssi? Kau sudah tidur?"
"Sudah." Chanyeol berada disamping kanan MinJung. Mereka tidur satu ranjang!!
MinJung menatap lurus ke atas, begitu pula Chanyeol. Bedanya, Chanyeol memejamkan mata, MinJung tidak. Ia merasa sedikit tegang. TIDAK!! MinJung sangat tegang. Keadaan ini salah. Posisi ini tidak seharusnya.
"Lalu, kenapa kau menjawab pertanyaanku? Itu artinya kau belum tidur."
"Kau membangunkanku."
"Ahh.. Maaf?"
MinJung terus mencoba untuk memejamkan mata, namun tetap saja tidak bisa. Matanya tidak ingin menutup padahal waktu hampir menunjukkan tengah malam. MinJung terus menelan salivanya. Ia ingin bergerak dan mengganti posisi, tapi ia takut akan membangunkan Chanyeol.
"Kau belum tidur?" suara berat Chanyeol mengagetkannya.
"Belum."
"Kenapa?" Chanyeol membuka matanya. Sebenarnya, ia juga belum tidur sejak tadi. Ia hanya menutup mata untuk meminimalisir kecanggungannya.
"Tidak apa-apa. Hanya saja..aku belum mengantuk."
"Benarkah? Kau merasa tidak nyaman bukan?"
"Ti-tidak." MinJung menggeleng dan membelakangi Chanyeol.
"Kalau begitu, aku di sofa saja."
"Tidak. Sudah ku katakan tidak. Kau sedang sakit. Tidur saja disini. Tak apa." MinJung menahan Chanyeol agar tidak beranjak dari kasur.
"Aku baik-baik saja."
"Tidak. Kalau begitu, aku saja yang tidur di sofa." MinJung beranjak dari tempat tidur. Belum sempat kakinya menyentuh lantai, tangan Chanyeol menahannya. Bukan hanya menahannya, tapi juga menariknya. Alhasil, kini mereka dalam posisi yang berbahaya. Mereka terkejut dan hanya saling menatap dalam beberapa saat. Diam.
Mereka tersadar dan langsung beranjak dari tempat tidur. Salah tingkah. Malu. Tidak tahu harus berbuat apa. Itulah yang mereka dirasakan. Mereka tidak tahu harus berbicara apa untuk menjelaskan yang baru saja terjadi. Chanyeol sebagai seorang pria, mencoba untuk membuka suara untuk menjelaskan apa yang baru saja terjadi.
"MinJung-ssi.. Maaf..aku..aku tidak berniat untuk__"
"Tidak apa-apa. Ini semua terjadi begitu saja. Lagipula, apa yang sudah terjadi? Kau hanya mencoba untuk menahanku dan aku terjatuh. Itu saja." MinJung tersenyum.
"Ya. Maafkan aku"
"Bicara apa kau ini. Tak apa. Tidurlah." MinJung kembali berbaring di sisi kiri tempat tidur.
"Tidak. Aku__"
"Sudahlah. Hanya tidur. Memangnya kenapa?"
"Bukan. Maksudku__"
"Chanyeol-ssi, ini sudah malam. Mau berapa lama lagi kita berbincang?"
Chanyeol dengan ragu berbaring di sisi kanan. MinJung tersenyum.
"Selamat malam, Chanyeol-ssi."
"Ya. Selamat malam."
Sinar mentari menyelinap melalui celah-celah jendela apartemen MinJung. Sang pemilik masih tertidur pulas. Chanyeol membuka matanya ketika merasakan sinar mentari seperti menusuk-nusuk kelopak matanya. Ia terkejut begitu melihat sebuah kaki berada tepat di atas perutnya. Ia menoleh ke samping, terlihat seorang gadis cantik berpenampilan aneh dan lihat saja pose tidurnya!! Sangat mengerikan. Disisi lain, wajah polosnya saat tertidur benar-benar indah. Terlihat begitu cantik ditambah sinar mentari yang menyinari wajahnya. Sempurna.
Chanyeol mencoba untuk menyingkirkan kaki MinJung di atas perutnya. Justru tangan MinJung melayang dan menimpa wajah tampannya. Chanyeol hanya bisa menggerutu.
Sampai akhirnya, Chanyeol tidak tahan dengan sikap MinJung. Ia berteriak di depan wajah MinJung yang tertutup oleh selimut secara tiba-tiba dan berhasil membangunkannya. Namun..
Dug!!!
Kepala mereka saling membentur.
"Yak!! Apa yang kau lakukan?" protes MinJung. Chanyeol tidak terima, seharusnya ia yang marah. Akhirnya, pagi itu diawali dengan pertengkaran konyol MinJung vs Chanyeol.
Drrtt..drtt
Ponsel MinJung berdering.
Di layar ponselnya tertulis 'JiYoung oppa'. MinJung tidak mengangkat panggilan tersebut karena ia sedang berada di kamar mandi.
Disisi lain, JiYoung merasa khawatir karena MinJung tidak mengangkat panggilannya. Ia terus mengulang itu beberapa kali, tapi tetap saja MinJung tidak mengangkatnya. JiYoung yang sedang mengemudi lantas berbelok dan menuju apartemen MinJung. Adiknya diberitakan yang bukan-bukan, tentu ia tidak bisa membiarkan adiknya itu menanggung beban sendiri di usia yang masih sangat muda.
MinJung keluar dari kamar mandi. Sementara Chanyeol, ia sedang sibuk membuat makanan untuk sarapan.
"Woah!! Chanyeol-ssi, kau memang yang terbaik." MinJung terlihat girang ketika melihat makanan lezat sudah siap di atas meja makan. Ia mengacungkan dua jempol tepat di depan wajah Chanyeol. Chanyeol yang tidak suka itu, menepis kedua tangan tangan MinJung yang menghalangi pandangannya itu.
"Diam!! Makan saja, jangan banyak bicara."
"Ya. Aku tahu!!" MinJung memasukkan makanan itu kedalam mulutnya.
"Woah!! Ini benar-benar lezat!! Chanyeol-ssi, kau__"
"Diam!!" Chanyeol terlihat kesal. MinJung benar-benar banyak bicara. Menjengkelkan.
"Ya.." MinJung menunduk dan kembali makan.
Ting tong~ bel apartemen MinJung berbunyi..
Chanyeol tak menghiraukanya dan tetap menyantap makanannya. MinJung yang melihat Chanyeol tak kunjung beranjak dari kursi merasa kesal. Dia kan asistennya, seharusnya ia yang membuka pintu. Chanyeol menoleh kearah MinJung dengan wajah tanpa dosanya.
MinJung memberi aba-aba agar Chanyeol yang membuka pintu. Namun Chanyeol tetap tak menghiraukannya. Ia malah kembali memakan makanannya dan mengabaikan tatapan membunuh dari MinJung. MinJung yang kesal, akhirnya menendang kaki Chanyeol. Chanyeol yang tak tahu apa-apa, tidak terima atas perlakuan MinJung. Ia mengucapkan sumpah serapah dan mengutuk MinJung.
MinJung melangkah menuju pintu dan membukanya.
"O-oppa.." MinJung terkejut melihat JiYoung.
"Kenapa lama sekali? MinJung-ah..kau baik-baik saja?" JiYoung melangkah untuk masuk, namun MinJung menahannya. Kakaknya itu akan salah paham jika melihat Chanyeol. Yang JiYoung tahu asisten MinJung adalah HaeJin. MinJung belum memberitahu kakaknya.
"Aku baik-baik saja. Oppa, kenapa kesini? Maksudku.. Aku kan bisa mengunjungimu, oppa."
"Kenapa? Aku tidak boleh kesini? Oppa mu ini mengkhawatirkan adik kecilnya." JiYoung mengacak-acak rambut MinJung. MinJung tersenyum.
"Kau sudah makan? Aku membawa ayam goreng untukmu!! Ayo kita makan bersama!!!" JiYoung memperlihatkan kotak berisikan ayam goreng tersebut. MinJung bingung harus melakukan apa.
Tiba-tiba saja ekspresi JiYoung berubah.
"Yak!! Kenapa__" Chanyeol menggantungkan ucapannya dan menghentikan langkahnya begitu melihat JiYoung.
~
Mereka sedang duduk. MinJung dan Chanyeol menghadap JiYoung yang duduk di depan mereka seperti di persidangan.
JiYoung melihat penampilan Chanyeol. Chanyeol memakai pakaian kasual. Kaos putih polos. Lalu, ia melihat penampilan MinJung. MinJung juga sama, memakai kaos doraemon. Begitu melihat rambut MinJung yang terlihat agak basah, JiYoung mulai berpikiran yang aneh.
"Kalian__"
"Tidak." ujar MinJung dan Chanyeol bersamaan. Mereka pun saling menatap.
"Tidak apanya? Memangnya aku tanya apa?" MinJung dan Chanyeol langsung menunduk. JiYoung tersenyum melihat tingkah mereka. Ia kembali memasang wajah menakutkan. Seperti seorang jaksa yang sedang mengintrogasi pelaku.
"Apa hubungan kalian? sudah sejauh mana?"
"Oppa..bukan seperti itu."
"Aku hanya asisten pribadi MinJung-ssi."
"Asisten? Lalu, kenapa kau ada disini? Kenapa pakaian mu seperti itu? Seolah-olah kau tinggal disini."
"Ya. Aku memang tinggal disini." Chanyeol menjawab dengan mudahnya tanpa berpikir.
"APA?! Kau?! Dan..adikku?" Jiyoung menaikan volume suaranya.
"Oppa..akan ku jelaskan. Chanyeol-ssi, apa kau bisa keluar sebentar?"
Chanyeol mengambil jaketnya dan keluar. MinJung menjelaskan semuanya kepada JiYoung. JiYoung hanya bisa terkejut mendengar setiap kata penjelasan MinJung. Alasanya benar-benar tidak masuk akal. Hanya seorang asisten? Adiknya dan Chanyeol tinggal serumah hanya karena alasan itu? Tidak masuk akal!!
"Kenapa harus dia? Dia seorang laki-laki MinJung-ah.. Kau tidak seharusnya..Aish!!!"
"Oppa.. Paman CEO adalah orang yang baik. Jika ia bisa mempercayai Chanyeol-ssi sebagai asisten ku, itu berarti Chanyeol-ssi orang yang baik. Lalu, kenapa aku tidak bisa mempercayainya?"
"Baik apanya? Kau tidak lihat tadi sikapnya seperti apa padaku?"
"Ia hanya tidak tahu. Aku juga tidak memberitahunya."
"Tapi MinJung-ah.."
"Oppa.. Aku baik-baik saja." MinJung tersenyum.
Chanyeol sedang duduk di sebuah taman bermain dekat apartemen MinJung. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Kakak? Kakaknya? Aishh!! Kau benar-benar bodoh.." Chanyeol mengacak-acak rambutnya.
Flashback
"Kau siapa? Kenapa kau ada disini?" tanya JiYoung.
"Kau siapa?" Chanyeol terlihat kesal. Ia ingat bahwa JiYoung adalah laki-laki yang bersama MinJung di karaoke.
"Aku kakaknya. Kau?"
"Ck! Kakak? Kalau begitu, aku adalah ayahnya." Chanyeol kesal karena JiYoung berbohong. Yang ia tahu JiYoung adalah pacar MinJung.
"MinJung-ah, siapa laki-laki gila itu?!" JiYoung kesal. Ia merasa dipermainkan oleh Chanyeol.
"Gila? Ck! Yang benar saja!!"
"Sudah!! Chanyeol-ssi, dia memang kakak ku. Park JiYoung."
Flashback end.
"Dulu kau bilang tidak punya kakak. Sekarang? Park JiYoung? Lee HaNa, kau membuatku bingung." gumam Chanyeol.
~
Banyak hal yang sudah terjadi padaku di masa lalu..
Peristiwa demi peristiwa terjadi, itulah yang membuat hidupku berubah. Tetapi, hanya satu hal yang tidak akan berubah...
Diriku. Diriku masih sama seperti dulu.
Jika kau mengabaikan perubahan yang terjadi dalam hidupku,kau akan menemukan diriku. Hanya fokus pada diriku. Hanya itu yang harus kau pahami.
Jika kau sudah memahaminya, maka kau tidak akan bingung.
~White Rose~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar