Title: Because of you.. 'White Rose'
By : IpoNovi23
PG-15 | Sad & Romance | Chaptered | Park Chanyeol & Park Minjung (OC)
#Chapter 4
Selamat membaca^^
MinJung melangkah kearah kamar mandi.
"Ada apa denganku?" gumam MinJung sambil melihat pantulan dirinya di cermin.
Drrtt..drrtt
Ponsel MinJung bergetar.
"Yeoboseyo?" tanya Chanyeol.
"Kau siapa? Dimana MinJung eonni?" YongIn terkejut ketika yang mengangkat panggilannya bukanlah MinJung, melainkan seorang pria.
"Aku Park Chanyeol. Dia sedang di kamar mandi." ujar Chanyeol.
"Kalian sedang dimana?" tanya YongIn
"Di apartemen."
"A-apartemen?!"
"Hey! Kenapa kau menyentuh ponselku?" tiba-tiba saja MinJung muncul disamping Chanyeol dan merebut ponselnya.
Chanyeol tidak menggubris pertanyaan MinJung dan melangkah pergi begitu saja.
"Eonni!! Eonni!!" panggil YongIn melalui ponsel MinJung.
"Eoh?! Yeoboseyo?" MinJung terkejut mendengar suara YongIn melalui ponselnya.
"Eonni, kenapa kau bersama Chanyeol di apartemen? Apa yang kalian lakukan?"
"Tidak. Jangan berpikiran yang bukan-bukan."
Tuttt..sambungan terputus.
Bukannya menuruti perkataan MinJung, YongIn justru berpikiran yang bukan-bukan. Ia beranggapan bahwa mereka sedang berkencan.
MinJung adalah satu-satunya member yang belum mempunyai kekasih. Lebih tepatnya, belum pernah berpacaran. Di Korea, jika seorang gadis seusia MinJung belum pernah berpacaran, maka dianggap hal yang aneh. Apalagi ia adalah Park MinJung seorang gadis cantik berprofesi sebagai artis yang sangat berbakat dan dikagumi banyak orang.
MinJung terlihat gusar. Ia terus saja memandangi ponselnya, seperti sedang menunggu kabar dari seseorang.
"Aish!!" MinJung berteriak dan mengacak rambutnya. Sebenarnya ada apa dengannya? Ia melangkah menuju kaca jendela di kamarnya.
MinJung melihat langit melalui kaca jendela kamarnya.
"Bintang." gumamnya. Terlihat banyak bintang bersinar terang di langit Seoul. MinJung mengangkat tangannya dan memejamkan salah satu matanya. Seolah-olah ia sedang menggenggam bintang tersebut. Sudut bibirnya terangkat mengukir sebuah senyuman di bibir tipisnya.
Drrtt..drrtt..
Ponsel MinJung bergetar. Tetapi, ponselnya ia tinggalkan di sofa. MinJung tidak mengetahui panggilan tersebut.
"Kenapa dia belum datang?" gumam MinJung sambil melihat jam dinding. Ia mencari ponselnya. Ia merogoh saku celana dan kemejanya.
"Dimana ponselku?" MinJung terus mencari-cari ponselnya. Tak lama kemudian, ia menemukan ponselnya. Tepat disaat ia menyentuh ponselnya, sebuah panggilan masuk.
MinJung terkejut melihat siapa yang menelponnya. Dengan ragu-ragu ia menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
"Yeoboseyo?"
"Cepat buka pintunya. Kenapa kau menguncinya dari dalam?" ujar Chanyeol.
"Eoh? Sebentar_" MinJung berlari menuju pintu dan membukanya. Terlihat Chanyeol sedang membawa beberapa kantong plastik.
"Kenapa kau menguncinya dari dalam? Bukankah kata sandi sudah cukup?" tanya Chanyeol sambil melangkah masuk dan meletakkan beberapa kantong plastik yang ia bawa itu.
"Kata sandi saja tidak cukup bagiku." ujar MinJung lirih.
MinJung dan Chanyeol duduk di sofa. Mereka terlihat sangat canggung.
"Itu apa?" tanya MinJung berusaha mencairkan suasana. Ia menunjuk barang-barang yang Chanyeol bawa di dalam kantong plastik itu.
"Sini tanganmu." Chanyeol duduk tepat disamping kanan MinJung dan meraih tangannya. Lebih tepatnya memeriksa luka di lengan MinJung.
"Tidak usah. Aku baik-baik saja." MinJung berusaha melepaskan tangannya dari Chanyeol. Chanyeol malah menyentuh luka di lengan MinJung. MinJung merintih kesakitan.
"Diamlah." Chanyeol tahu bahwa MinJung tidak baik-baik saja. Ia mengambil alkohol, perban, kapas dan lainnya untuk mengobati luka tersebut dari dalam kantong plastik yang ia bawa.
Chanyeol mulai mengobati luka itu, MinJung menatap Chanyeol. Chanyeol menoleh kearah MinJung yang sontak membuat MinJung kaget dan langsung mengalihkan pandangannya.
Chanyeol membalut luka tersebut dengan perban.
"Terima kasih." ujar MinJung setelah Chanyeol selesai memasangkan perban di lengannya.
"Kau sudah makan?" tanya Chanyeol.
"Eoh? Sudah. Baru saja." ujar MinJung tersenyum.
Chanyeol mengambil sebuah kotak berisi ayam goreng yang ia bawa.
Chanyeol menyantap ayam goreng tersebut. MinJung hanya bisa melihat dan menelan salivanya susah.
Chanyeol menoleh kearah MinJung. MinJung hanya bisa menunduk malu sambil memegang perutnya yang lapar.
"Makanlah." ujar Chanyeol sambil menggeser kotak berisi ayam itu kearah MinJung.
MinJung yang melihat sekotak ayam goreng tepat didepannya, tidak bisa menahan lapar lagi. Tanpa memperdulikan rasa malu, ia menyantap ayam goreng itu dengan lahap seperti baru melihatnya saja. Ia benar-benar kelaparan. Chanyeol hanya menatapnya heran sambil memakan sumpit yang tadi ia gunakan.
MinJung menghabiskan semua ayam goreng tersebut hanya dengan waktu sekejap. Chanyeol diam-diam tersenyum melihat tingkah dan cara MinJung ketika makan.
"Eoh?! Apa ini?? Aku..aku menghabiskan semuanya?" ujar MinJung. Ia menoleh kearah Chanyeol. Ia merasa bersalah sudah menghabiskannya.
"Maaf." sesal MinJung.
"Kau seharusnya tidak boleh makan sebanyak itu!! Kau seorang idola. Jadi, kau harus menjaga berat badanmu. Mengerti?!" protes Chanyeol. Sepertinya ia sedang mencoba mengerjai MinJung.
"Kenapa? Kenapa harus seperti itu? Lagipula, walaupun aku makan banyak selama ini, badanku tetap saja seperti ini. Tidak bertambah gemuk sama sekali." tutur MinJung.
"Bagaimana mungkin? Apa kau..kau mungkin memiliki kelainan." ujar Chanyeol. MinJung tampak berpikir.
"Benarkah?! Kelainan? Kelainan apa? Apa itu buruk?" tanya MinJung khawatir.
"Ck! Bodoh. Lupakan." ujar Chanyeol. Ia berpikir MinJung benar-benar gadis yang bodoh. Ia mudah sekali tertipu. MinJung mengerutkan keningnya dan tampak berpikir.
"Kau membodohiku?" ujar MinJung sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Chanyeol.
"Ada berapa kamar disini?" tanya Chanyeol mengalihkan topik pembicaraan sambil menepis tangan MinJung yang menghalangi pandangannya.
"Satu. Kenapa?" tanya MinJung polos.
"Satu?" ujar Chanyeol dan MinJung bersamaan ketika mengingat bahwa hanya terdapat satu kamar tidur disana.
MinJung tidak bisa tidur. Ia terus saja mengganti posisi tidurnya.
MinJung lebih memilih keluar kamar dengan membawa selimut doraemon salah satu koleksinya. Ia melangkah mengendap-endap seperti penguntit di dalam apartemennya sendiri.
"Kau sedang apa?" tanya Chanyeol
Karena keadaan yang gelap, MinJung tidak mengetahui bahwa Chanyeol berada tepat di belakangnya. MinJung yang terkejut berteriak dan melempar selimut tebal itu kearah Chanyeol dan berlari menjauhi Chanyeol.
"K-kau siapa?" suara MinJung terdengar gemetar. Ia ketakutan.
Chanyeol menyalakan lampu di ruangan tersebut. MinJung langsung berjongkok dan menutup wajahnya. Chanyeol yang melihat itu merasa heran dan bingung. Sebenarnya MinJung kenapa?
Chanyeol melangkah menghampiri MinJung. Ia tambah bingung ketika melihat MinJung yang ketakutan sampai tangannya bergetar.
"Kau kenapa?" tanya Chanyeol. MinJung mendongak untuk melihat kearah sumber suara. Ia tersenyum.
"Ternyata kau. Chanyeol-ssi" ujar MinJung sedikit bergetar.
Chanyeol berjongkok. "Kau kenapa? Kenapa kau ketakutan seperti itu?" tanya Chanyeol.
"Tidak apa-apa. Aku hanya terkejut." tutur MinJung mencoba meyakinkan Chanyeol bahwa ia baik-baik saja. MinJung tersenyum.
Chanyeol merasa ada yang aneh. Jika hanya terkejut, kenapa MinJung sampai bergetar dan sangat ketakutan?
"Maafkan aku sudah membuatmu terkejut." sesal Chanyeol.
"Tidak apa-apa. Kau belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur." ujar Chanyeol sambil melangkah kearah sofa.
"Kenapa? Apa kau merasa tidak nyaman?" tanya MinJung sambil melangkah mengikuti Chanyeol menuju sofa.
"Tidak. Kau pasti akan menertawaiku jika aku mengatakanya."
"Apa? Tidak. Aku tidak akan menertawaimu. Sungguh." ujar MinJung penuh keyakinan.
"Aku tidak bisa tidur jika tidak menonton sebuah film kartun." ujar Chanyeol. Ini pertama kalinya ia mengatakan hal itu kepada orang lain tanpa ragu. Bahkan, orang tua dan kakak perempuannya pun tidak mengetahui itu.
"APA?! Maksudku..kenapa kau tidak menontonya kalau begitu?" ujar MinJung kikuk. Ia sempat terkejut mendengarnya.
"Ponselku mati." ujar Chanyeol kesal karena reaksi MinJung tadi. Apa menurut orang lain kebiasaannya itu terlihat buruk? Apakah kebiasaanya itu salah?
MinJung beranjak dari sofa dan melangkah menuju tv. Ia hendak menyalakan DVD. MinJung kembali duduk disamping Chanyeol sambil membawa remot DVD.
"Kau sedang apa?" tanya Chanyeol.
Tidak berapa lama kemudian, munculah sebuah gambar doraemon di layar TVnya.
"Lihat." ujar MinJung sambil menunjuk kearah TV.
Chanyeol menuruti apa yang MinJung suruh. Ia menonton filmnya.
"Apa kau menyukainya?" tanya MinJung masih fokus melihat film kartun favoritnya. Chanyeol sontak menoleh mendengar penuturan MinJung.
"Siapa?" tanya Chanyeol.
"Doraemon." ujar MinJung. Tiba-tiba saja ia tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah konyol Nobita salah satu tokoh dari film itu. Chanyeol merasa risih dan menutup telinga dengan kedua tangannya.
"Yak! Kau berisik sekali. Aku tidak bisa tidur. Pergi sana!!" kesal Chanyeol sambil memberi aba-aba agar MinJung pergi menggunakan kaki kirinya.
"Ck! Jika kau tidak suka katakan saja. Ini apartemen ku." ujar MinJung tak kalah kesal dengan nada ketus. Ia melangkah pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya. Namun, baru beberapa langkah ia terhenti. Menoleh ke samping kanan dan melihat selimut doraemon yang tadi ia bawa lalu mengambilnya.
Chanyeol mendengus kesal. Hari ini ia harus tidur disofa tanpa selimut. Tetapi, itu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tidur di luar seperti kemarin.
"Selamat pagi dunia." ujar MinJung ketika ia membuka mata dan menggeliat di tempat tidurnya. Ia melirik bantal doraemon yang ia gunakan. Ia tampak bersedih. Raut wajah yang sangat menyesal.
"Kau kebasahan lagi? Kenapa kau selalu membiarkan aku membuat pulau yang menjijikan?" lirih MinJung sambil memeluk bantal kesayangannya.
Chanyeol membuka matanya karena sinar mentari terasa menusuk bola matanya. Ia bingung ketika melihat selimut tebal yang melekat di tubuhnya. Chanyeol beranjak dari sofa dan menoleh ke arah sebuah meja kecil yang berada di samping kanannya. Disana terdapat sebuah kertas kecil berwarna biru.
Flashback
MinJung telah siap memulai harinya. Ia terlihat begitu cerah, secerah hari ini. Memakai dres selutut perpaduan warna biru dan putih ditambah sepatu dan tas dengan warna senada. Ia terlihat begitu cantik.
"Asisten? Yang benar saja!" kesal MinJung saat melihat Chanyeol yang masih tertidur pulas.
MinJung mengendap-endap berniat untuk membangunkan Chanyeol dengan ide jailnya. Ia berjongkok di samping Chanyeol sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Chanyeol. MinJung menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk membangunkan Chanyeol dengan berteriak yang kemungkinan dapat membuat gendang telinga Chanyeol pecah. MinJung tersenyum sinis.
"Cha__" MinJung membulatkan matanya. Ia terkejut karena Chanyeol tiba-tiba saja bergerak dan mengganti posisi tidurnya menghadap ke arah MinJung. Wajah mereka sangat dekat. Bahkan, hidung mereka hampir bersentuhan. Bibir MinJung yang terbuka lebar bersiap untuk berteriak dalam sekejap menutup dengan rapat.
MinJung memandang wajah Chanyeol dengan jarak yang begitu dekat. Matanya, hidungnya, dan bibirnya. Ia sangat tampan, pikirnya.
"Kau tampak seperti seorang peri." gumamnya. MinJung tersenyum.
MinJung tersadar dan langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Chanyeol. Memandang wajahnya dengan jarak yang begitu dekat tidaklah baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Terutama bagi detak jantungnya.
"Aish!! Apa yang aku pikirkan?"
MinJung melangkah menuju dapur. Ia memasak untuk sarapan yang membuat dress yang ia kenakan menjadi kotor. MinJung pun keluar dengan menggunakan jaket tebal. Lagipula, dress tidak bagus di cuaca dingin seperti itu.
Flashback End.
"Chanyeol-ssi. Kau sudah bangun? Sarapanmu sudah aku siapkan. Makan dan habiskan. Mengerti?!" seperti itu isi dari kertas kecil berwarna biru yang ditulis MinJung.
Chanyeol melihat sebuah kotak bekal bergambar doraemon. Ia membukanya.
"Sushi?"
"Apa ini bisa dimakan? Ia tidak memasukan sesuatu yang buruk bukan?" Chanyeol merasa ragu untuk memakan sushi buatan MinJung yang bentuknya sangat aneh tersebut.
~
YongIn merasa heran melihat tingkah MinJung. Ia menyikut lengan RaeJin dan HyunHee.
"MinJung eonni kenapa?" mereka menoleh ke arah MinJung. MinJung terlihat sedang tersipu malu sambil memandang layar ponselnya. MinJung tersenyum karena ponselnya dan mengabaikan semua orang disekelilingnya.
RaeJin dan HyunHee hanya menggeleng.
YongIn yang merasa penasaran mencoba untuk melihat sesuatu yang sedang MinJung lihat di layar ponselnya. Apa yang membuat eonninya itu senyum-senyum sendiri hanya dengan melihatnya. YongIn mendekat kearah MinJung sedikit berjinjit dan mendongakkan kepalanya.
MinJung yang menyadarinya merasa risih.
"Apa kau melihatnya?" MinJung menyembunyikan ponselnya.
"Ya." YongIn tersenyum penuh kemenangan. Disana, YongIn melihat sebuah foto seorang laki-laki tengah tertidur pulas dengan selimut doraemon.
"Siapa dia? Apa dia namjachingu eonni?" YongIn memesang wajah seorang detektif. Matanya menyipit dan tajam.
"Namjachingu?" tanya RaeJin dan HyunHee serempak. Ketiganya memasang wajah aneh penuh kecurigaan. MinJung terlihat gusar dan merasa terpojok karena tatapan mereka.
"Kalian sudah siap? Ayo!!" ujar menejer mereka. Mereka sedang bersiap-siap untuk hadir disebuah variety show.
MinJung melangkah terlebih dahulu, meninggalkan mereka bertiga yang sedang mencurigainya.
"Aku sepertinya pernah melihat orang itu. Tapi dimana?" guman YongIn sambil menyusul yang lain.
~
MinJung mengetik sebuah pesan di layar ponselnya setelah selesai di acara tersebut.
_ Aku akan tidur di dorm. Kau tidur saja di dalam kamar. Jagalah apartemenku, asisten!!_
Send.
MinJung tersenyum.
Brug!!
"Maaf. Maafkan aku." MinJung menubrug seseorang. Ponsel yang sedang ia pegang pun terjatuh. Seseorang meraih ponselnya dan mengulurkannya kearah MinJung.
"Ini ponselmu." ujar orang itu karena MinJung tak kunjung meraih ponselnya.
"Ya, terima kasih. Maafkan aku." MinJung meraih ponselnya dari tangan orang itu. MinJung mendongak.
"Kau?"
_
"Kenapa kau disana? Apa kau bekerja disana?"
"Tidak."
MinJung sedang berada di sebuah taman bersama seorang pria yang telah menolongnya saat kejadian di bus waktu itu. Mereka mengobrol sambil meminum segelas bubble tea.
"Apa kau tinggal disekitar sini?" tanya MinJung sambil menyedot bubble tea nya.
"Ya. Kau sedang apa disini?"
"Group ku baru saja menghadiri sebuah variety show di stasiun TV tadi."
"Siapa namamu?" tanya MinJung.
"Haruskah kita berkenalan?"
"Tentu saja." MinJung mengangguk mantap.
"Lebih baik kita tidak saling mengenal dan selalu bertemu seperti ini. Tidak disengaja. Bukankah itu menarik?"
"Apa? Itu tidak adil. Kau pasti sudah mengetahui namaku. Sementara aku tidak tahu namamu."
"Aku tidak tahu namamu. Kau bahkan belum memberitahuku."
"Ck! Kau tidak punya TV? Aku selalu muncul disana. Kau lihat papan besar itu!! Gadis itu aku. Kau lihat minuman ini!! Itu aku. Aku ada dimana-mana." dengan sombongnya MinJung memperlihatkan kepopulerannya kepada orang itu.
"Wow! Benar. Aku baru menyadarinya." orang itu berucap dengan wajah tanpa dosanya.
"Yang benar saja kau ini. Aku adalah Park MinJung leader dari girl band paling bersinar diabad ini. Aku ada dimana-mana." MinJung berdiri dan memperkenalkan dirinya dengan sombong. MinJung terkekeh karena ucapannya sendiri. Baru pertama kalinya ia merasa sangat nyaman bersama dengan seseorang. Orang itu pun ikut tertawa bersama MinJung.
MinJung kembali duduk disamping orang itu.
"Lalu, siapa namamu?"
"Aku tidak ingin memberitahumu." orang itu tersenyum lalu meminum bubble tea nya.
"Ck! Yang benar saja! Aku sudah memberitahumu, seharusnya kau juga memberitahuku." MinJung terlihat sedikit kesal.
"Aku tidak bertanya padamu. Kau memberitahuku sendiri, Park MinJung-ssi."
"Ck!! Menyebalkan." kesal MinJung lalu meminum habis bubble tea nya.
~
"Yoon JinSeo? Yoo JinSeo? Yoon JiSeo?" MinJung terus menggeleng disetiap ucapannya. Ia melangkah menuju kamar mandi.
"Nugu? Namjachingu?"
MinJung terkejut. Sekarang hampir tengah malam dan ruangan yang gelap gulita, YongIn muncul secara tiba-tiba seperti hantu yang membuat bulu kuduk MinJung berdiri. MinJung menghembuskan napas kasar.
"Kau ini!! Ish!! Kau benar-benar!!" kesal MinJung.
"Maaf.." sesal YongIn. MinJung kembali ke kamarnya dan melupakan urusan kamar mandi lalu diikuti oleh YongIn dibelakangnya. Mereka satu ruangan.
MinJung menarik selimutnya.
YongIn menunduk dan melirik MinJung sekilas.
"Eonni, maafkan aku.."
"Tidak apa-apa." MinJung tersenyum. YongIn merasa lega dan ikut berbaring disamping MinJung.
Chanyeol memasuki kamar di apartemen MinJung untuk beristirahat. Tetapi, ia mengurungkan niatnya karena ia merasa tidak nyaman. Chanyeol kembali menoleh ketika hendak keluar, ia melihat sebuah foto gadis kecil sedang tersenyum ke arah kamera. Chanyeol meraih bingkai foto itu, ia tampak terkejut melihat gadis di foto itu.
"Lee Hana?" gumam Chanyeol sambil melihat foto berbingkai doraemon itu. Gadis kecil di foto itu adalah Park MinJung sewaktu kecil berusia sekitar 12 tahun.
~White Rose~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar